25 maret 2013
Pagi hari pukul 09.12 WIB kami mendapat
berita bahwa ada longsor di daerah Cililin dan banyak korban yang tertimbun.
Kami diminta oleh team Dompet Dhuafa (DD) siap siaga untuk berangkat mengirimkan
bantuan ke daerah longsor. Pukul 10.00 WIB kami sudah siap untuk berangkat ke
Cililin, tetapi kami masih menunggu kanfirmasi perlengkapan apa yang mau dibawa
dari Bandung. Team pendahulu DD rescue yaitu kang dadan, bang madit dan bang
waw (panggilan akrabnya) sedang assessment di tempat kejadian perkara (TKP).
Pukul 14.00 WIB kami baru
mendapatkan kabar dari team pendahulu untuk mengirimkan bantuan yang terdiri
dari kain kafan, kantong mayat, sepatu boot, selimut, dan beberapa bendera DD.
Perlengkapan telah siap, kami siap berangkat, tetapi tiba-tiba hujan deras
mengguyur Bandung. Sejenak menunggu reda, kami mencari jalan lewat internet
untuk mencari jarak yang paling dekat untuk ditempuh. Kondisi cuaca masih
gerimis, tapi kami memaksakan untuk tetap berangkat mengingat hari yang mulai
gelap. Dengan mengendarai dua sepeda motor kami melaju menerobos kerasnya jalan
yang penuh lubang, bergelombang dan kelokan-kelokan tajam.
Pukul 20.00 WIB kami tiba di pos
pertama DD yaitu di tempat Pak Doding. Disini tempat pertama kali para relawan
DD berkumpul dan merencanakan langkah-langkah yang akan ditempuh dilokasi. Pak
Doding adalah salah satu relawan DD yang namanya sudah tersohor dan sempat
masuk dalam nominasi orang yang berpengaruh di Kick Andy. Di pos ini kami
berbincang-bincang dengan aparat desa, team pendahulu DD rescue dan beberapa
warga mengenai longsor yang terjadi.
Menurut penuturan sekdes longsor
Cililin terjadi pada pukul 05.30 WIB. Titik longsoran ini ada tiga tempat, yang
pertama di daerah pancol yang menimbun dua rumah tanpa korban jiwa, kedua
daerah Pasir Pogor yang menimbun satu rumah dengan 1 orang meninggal dunia dan
1 orang luka berat yang akhirnya meninggal dunia dan daerah nagrog yang
menimbun 12 rumah dengan korban jiwa sebanyak 17 orang. Warga desa sebenarnya sudah
merasakan akan terjadi longsor, oleh karenanya pada malam hari banyak warga
yang begadang dalam kondisi siaga. Pada malam tersebut cuaca sedang gerimis dan
pada malam hari hujan mulai agak lebat. Longsor yang diperkirakan terjadi pada
malam hari ternyata terjadi mada pagi hari ketika sebagian warga mulai
beristirahat karena begadang pada malam harinya dan beberapa warga terutama
ibu-ibu sedang melakukan aktifitas seperti biasa.
Menurut penuturan warga nagrog
yang selamat dari longsong menuturkan bahwa sebelum longsor terjadi ada orang
gila yang berteriak agar warga di daerah tersebut meninggalkan rumah dan
mencari ketempat yang aman. Warga juga merasakan ada getaran pada rumahnya dan
ada suara gemuruh. Warga yang rumahnya agak jauh dari tempat longsor juga
menuturkan bahwa sehari sebelum kejadian beberapa warga yang menjadi korban
tingkahnya juga menjadi sedikit berbeda dari biasanya.
Malam mulai larut, beberapa dari kami mulai
bersiap-siap untuk istirahat. Disepertiga malam team disaster management center
dompet dhuafa (DMC DD) dari jakarta tiba di posko pertama. Team ini terdiri
dari Ihsan, Andi dan Asep serta relawan DD jabar yaitu Acep dan irfan.
Setibanya di posko mereka berbincang-bincang dan beristirahat di saung yang berada
disekitar sawah karena di rumah pak Doding sudah penuh. Suasananya cukup dingin
karena tidak ada pembatas untuk manghambat laju angin yang menyapa. Hanya
beratap asbes dan berlantai kayu yang dihias dengan tikar tipis. Kalaulah tak ada
sleeping bag pastilah hawa tersebut cukup membuat badan terus bergetar.
0 komentar:
Posting Komentar