Negara yang mulai
kering akan pemimpin yang berkarakter membawa sebuah bangsa dalam ambang
kehancuran. Sandangan kekuasaan melalaikan para pemimpin sehingga mudah
tertidur malihat rakyat yang sekarat. Rongrongan bangsa lain menggerogoti
pondasi negeri tak kuat lagi untuk dibasmi. Kelumrahan dalam korupsi, kewajaran
dalam kecurangan dan keanehan berbuat kebenaran menjadi santapan di bumi
pertiwi.
Degradasi moral
merajalela tanpa kendali. Praktek-praktek korupsi telah terpatri tanpa
disadari. Tindak criminal jadi tontonan sehari-hari. Dari jual beli orang
sampai aborsi. Kong kalikong hukum dari petani sampai politisi. Halal haram
sudah tak tau lagi. Mau dibawa kemana bangsa ini.
Tidakkah kita
belajar dari penjajah dahulu yang hancur karena praktek haram ini. Apakah bangsa
ini masih menutup mata. Masih dininabobokan dengan lagu memuji kekayaan bangsa
sendiri. Apakah bangsa ini hanya bangun pada tahun 1945 saja. Apakah kita benar-benar
masih tertidur pulas, sampai kita merasa malas dan tak mau membersihkan
kutu-kutu yang makin beribu jumlahnya.
Bangsa ini sudah
miskin. Kekayan alam sudah tak ada lagi. Kekayaan dilelang kesana kemari. Anak negeri
tak ada yang menikmati. Budi pekerti bangsa ini sudah tak tau kemana dia pergi.
Belum ada sosok pemimpin yang membawa bangsa ini keluar dari keruwetan yang
terjadi. Pemimpin yang membangunkan bangsanya sendiri.
Bangsa ini dapat
belajar dari kepemimpinan yang dicontohkan para Rosul dan sahabat. Bagaimana mereka
mengelola suatu Negara sehingga dapat makmur sentosa. Nabi Muhammad SAW telah
mencontohkan kesederhana berperilaku bagi pemimpin, keadilan membagikan
ghanimah dan zuhudnya terhadap pernak pernik dunia. Nabi Muhammad SAW yang
mempunyai kekuasaan yang sangat luaspun tidak mau merubah rumahnya yang
sederhana. Bahkan alas tidur Beliaupun hanya dengan tikar kasar sehingga
berbekas pada bagian tubuh. Pemimpin yang sangat sederhana, bijak, adil dan
sangat dicintai para pengikutnya. Kepemimpinan yang dicontohkan Rosullullah
sangatlah lengkap dan tak akan habis-habisnya untuk mengulas kepemimpinannya.
Abu Bakar
Assidiq khalifah pertama setelah wafatnya Rosullullah telah mengajarkan arti
pemimpin. Pemimpin umat muslim pada masa kekhalifahan ini memberikan contoh
pelayanan kepada masyarakat. Khalifah Abu Bakar selalu memberikan pelayanan
istimewa kepada masyarakat yang tinggal di lorong-lorong dan tempat-tempat
kumuh. Setiap hari mengunjungi, mengolah dan memasakan makanan bagi anak-anak
yatim dan para janda. Abu Bakar juga mencontohkan Keadilan dan ketegasan dalam
memberantas orang-orang yang murtad dan meninggalkan zakat. Kedekatan Abu Bakar
kepada masyarakat membuat masyarakat sangat mencintainya.
Umar bin Khattab
khalifah kedua ini mengajarkan para pemimpin untuk selalu mementingkan urusan
masyarakat. Khalifah yang sederhana dalam berpakaian dan makanan. Makanan belian
hanya roti kasar dengan minyak dan daging yang kering. Pakaian yang digunakan
beliaupun banyak tambal sulamnya. Umar bin Khattab bisa tidur dimana saja
bahkan dibawah pohon kurma sekalipun. Pemimpin kaum muslimin ini selalu blusukan
kesudut-sudut kota dan penjuru negeri. Khalifah Umar bin Khattab sangat
disegani baik kawan maupun lawan.
Contoh kepemimpinan
muslim selanjutnya adalah Utsman bin Affan. Kepemimpinannya mengajarkan
kedermawanan. Kekayaan yang dimiliki tidak membuatnya terlena bahkan menjadi
mulia di mata Allah SWT. Ketangkasan, kecerdasan dan kepiawayannya menjadi pendobrak
islam sampai tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika.
Pada kekhalifahan
Ali bin Abi Tholib mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadi tempat
masyarakat meminta pendapat dan memecahkan masalah. Khalifah Ali bin Abi Tholib
adalah gerbang ilmu bagi umat islam. Kepemimpinan yang cerdas, adil, tegas,
biijak dan arif ini menjadi hal yang menonjol pada kekhalifahannya.
Para pemimpin
setidaknya menjadikan contoh pemimpin-pemimpin islam legendaris tersebut dalam
segala tindak lakunya. Berusaha selalu bijak dalam segala langkah yang diambil.
Sederhana baik dalam segala hal dan mau menjadi pelayan masyarakat. Tidak terlena
dengan pernak-pernik dunaiwi. Selalu mementingkan urusan-urusan masyarakat.
Negeri yang
krisis pemimpin ini tidak akan bertahan lama lagi. Contoh para pemimpin
legendaris ini menjadi tuntunan bagi para pemimpin yang baru. Negeri ini akan
bangkit dengan pemimpin-pemimpin yang dekat dengan karakter yang telah
dicontohkan Rosul dan para sahabatnya. Cepat atau lambat negeri ini akan bangun
dan mengejar segala ketertinggalan. Merapihkan segala sesuatu yang tercerai
berai dan menghimpunnya menjadi sebuah kekuatan jamaah dalam maraih ridho-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar