Begomovirus termasuk ke dalam family Geminiviridae,
yang merupakan kelompok terbesar penyebab penyakit pada tanaman. Secara
structural Begomovirus mempunyai
morfologi berupa partikel varion isometric kembar yang selalu berpasangan (twinned-geminate) dengan ukuran berkisar
18-30 nm dan secara genetic mempunyai sebuah DNA genom yang terdiri dari satu
atau dua molekul DNA berutas tunggal yang berbentuk sirkular (Gutierrez, 2000 dalam Santoso, 2008).
Begomovirus merupakan genus virus yang menginfeksi tanaman dikotil dengan
genom bipartite yang mempunyai gen-gen yang terletak pada dua molekul DNA utas
tunggal sirkular yang berbeda (DNA A dan DNA B dengan ukuran masing-masing
2,6-2,8 kb) atau monopartit dengan semua gen-nya terletak pada satu DNA utas
tunggal sirkular (2,8 kb). Begomovirus
ditularkan oleh serangga kutu kebul dari genus bamisia dengan sifat penularan
persisten, sirkulatif dan non-propagatif. Komponen DNA A dan DNA B mengandung
gen-gen yang menyandikan protein pada utas sense virus (v-sense) dan utas sense komplementer (c-sense). Komponen DNA A mengandung satu gen (AV1) pada v-sense dan 3 gen (AC1, AC2, dan AC3)
pada c-sense. Pada komponen DNA B
mempunyai satu gen (BV 1) pada v-sense
dan satu gen (BC 1) pada c-sense.
Produk protein dari gen BV1 ditempatkan pada inti sel yang berfungsi mengikat
DNA, sehingga genom virus yang baru dibentuk dapat dipindahkan ke sitoplasma.
Produk protein BC1 ditempatkan pada dinding sel dan membran seluler, dan
berfungsi untuk meningkatkan kerja eksklusif dari plasmodesmata dalam
pergerakan virus dari sel ke sel. Kedua protein ini berhubungan dalam penentuan
kisaran inang virus, namun hanya gen BC1 yang berperan dalam menentukan
keparahan gejala dan patogenisas pada Begomovirus
(van Regenmortel et al. dalam Santoso 2008).
Genom Begomovirus dapat berupa monopartite
atau bipartite yang terdiri dari dua komponen ssDNA (DNA A dan DNA B) yang
ukurannya hanpir sama tetapi ukuran nekloitidanya cukup berbeda, kecuali untuk
‘common region’ pendek berukuran
sekitar 200 nekloitida yang sangat mirip. Genom Begomovirus mengkodekan 6 open
reading frame (ORF) yang saling tumpang tindih secara parsial (V1, V2, C1,
C2, C3, dan C4) dan transkripsi gen-gen dari Begomovirus terjadi dalam dua arah pada kedua komponen transkripsi
dari genom yang dipisahkan oleh daerah intergenik (Rybicky et al. 2000 dalam
Santoso, 2008).
Protein selubung (capsid
protein, CP), ORF V1 digunakan untuk menyelubungi genom dan juga sangat penting
untuk penyebaran virus (Briddon et al.
1989 dalam Santoso. 2008). Komponen
V2 juga berperan dalam melindungi ssDNA virus dan penularan oleh seranga
vector. Protein ini juga penting dalam perpindahan virus ketika masuk kedalam
system pencernaan serangga kutu kebul untuk melindungi partikel virus dari
degradasi (Morin et al. 2000 dalam
Santoso 2008).
Protein ORF C1 merupakan
protein yang hanya terlibat dalam proses replikasi virus, sedangkan protein ORF
C2 merupakan protein yang terlibat dalam pengaktifan transkripsi dari promoter
protein selubung (Desbiez et al. 1995
dalam Santoso, 2008). protein ORF C3
berfungsi dalam peningkatan akumulasi DNA virus dan berinteraksi dengan protein
CI, sedangkan protein C4 merupakan protein yang berperan penting dalam
penentuan gejala dan terlibat dalam inisiasi pembelahan sel, serta mungkin
berinteraksi dengan ORF repC1 dan mematahkan mekanisme pertahanan tanaman (van
Wazel et al. 2002 dalam Santoso, 2008). Produk protein
yang disandikan oleh pre-CP (V2/MP) dan ORF C4 diduga terlibat dalam pergerakan
virus dari sel ke sel (Rojaz et al. dalam Santoso, 2008).
0 komentar:
Posting Komentar