"Agama itu
bukan aturan-aturan yang dapat dipermudah maupun dipersulit. Agama itu adalah
proses. Seperti udara pagi yang kita hirup. Menyegarkan hati dan pikiran kita.
Bayangkan jika yang kita hirup adalah angin puting beliung. Tubuh kita tidak
hanya hancur tapi terhempas tak berdaya.
Terbawa arus tak tentu arah.
Apakah kita rela
melihat umat kita lari dan menjauh dari agama karena kita salah memberikan
penegrtian".
Seclumit kalimat
yang ada pada film sang pencerah ini membuat kita sadar bahwa dalam dakwah
harus benar-benar jeli kepada siapa, kapan dan dimana tempat kita berdakwah.
Islam tlah mengajarkan bagai mana kita bersikap manis tidak apatis, tidak kaku,
tapi lebih dinamis. Hal yang paling dikhawatirkan jika kita tidak pandai dalam
berdakwah maka yang terjadi pada umat hanyalah bukannya mendekat, tapi malah
menjauh karena alergi dengan ajaran-ajaran yang menjadi doktrin yang
menakutkan.
Berdakwah dengan non
muslim maupun dengan muslim sendiri sama-sama mempunyai tingkat kerumitan
tersendiri. Terlebih lagi dalam mengingatkan sesama muslim. Nilai-nilai
keislaman yang seharusnya ditampilkan dari para pemeluk muslim kini sudah mulai
luntur. Islamnya hanya sebatas formalitas. Yang penting punya agama tapi tidak
pernah mendalami apa yang ia yakini. Islmanya hanya islam keturunan bukan
berislam karena ilmu. Pantaslah sekarang banyak umat muslim yang mulai
mengalami kemunduran dalam hal keagamaan dan mulai mendekatkana diri pada hiruk
pikuk dan kemanisan dunia. "Bahwa sesungguhnya islam lahir dalam keadaan
terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing pula. Maka beruntunglah
orang-orang yang dalam terasing tersebut. Karena merekalah yang akan merapikan
segala sesuatu yang salah". Kalimat
ini ada ketika terjadi ketidak aturan hukum islam yang dslewengkan dengan nama
warisan leluhur. Bahkan sampai sekarang pun hal-hal yang seharusnya bukan menjadi
ciri khas islam malah menyeruak menjadi pondasi dengan nama adat. Generasi muda umat islam harus melek dengan
kondisi yang sekarang terjadi di sekitar kita. Tidak hanya mengikuti arus yang
tak tentu arahnya. Yang mampu merubah ialah mereka yang mempunyai kematangan
berfikir, keimanan, dan kataatan terhadap apa yang diimani.
Mungkin aku terlalu
sederhana memandang hidup ini. Sehingga banyak orang yang tidak terima. Hidup
berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan bukan sebaliknya. Mungkin aku
akan berpikir sebaliknya. Tapi jika itu pilihanku, maka aku tidak akan mengenal
diriku sendiri. Aku tidak tahu apa yang
aku lakukan ini benar. Kalau aku tahu,
aku takkan pernah belajar.
0 komentar:
Posting Komentar