Minggu, 07 April 2013

Kepemimpinan Dalam Islam




Negara yang mulai kering akan pemimpin yang berkarakter membawa sebuah bangsa dalam ambang kehancuran. Sandangan kekuasaan melalaikan para pemimpin sehingga mudah tertidur malihat rakyat yang sekarat. Rongrongan bangsa lain menggerogoti pondasi negeri tak kuat lagi untuk dibasmi. Kelumrahan dalam korupsi, kewajaran dalam kecurangan dan keanehan berbuat kebenaran menjadi santapan di bumi pertiwi.
Degradasi moral merajalela tanpa kendali. Praktek-praktek korupsi telah terpatri tanpa disadari. Tindak criminal jadi tontonan sehari-hari. Dari jual beli orang sampai aborsi. Kong kalikong hukum dari petani sampai politisi. Halal haram sudah tak tau lagi. Mau dibawa kemana bangsa ini.
Tidakkah kita belajar dari penjajah dahulu yang hancur karena praktek haram ini. Apakah bangsa ini masih menutup mata. Masih dininabobokan dengan lagu memuji kekayaan bangsa sendiri. Apakah bangsa ini hanya bangun pada tahun 1945 saja. Apakah kita benar-benar masih tertidur pulas, sampai kita merasa malas dan tak mau membersihkan kutu-kutu yang makin beribu jumlahnya.
Bangsa ini sudah miskin. Kekayan alam sudah tak ada lagi. Kekayaan dilelang kesana kemari. Anak negeri tak ada yang menikmati. Budi pekerti bangsa ini sudah tak tau kemana dia pergi. Belum ada sosok pemimpin yang membawa bangsa ini keluar dari keruwetan yang terjadi. Pemimpin yang membangunkan bangsanya sendiri.
Bangsa ini dapat belajar dari kepemimpinan yang dicontohkan para Rosul dan sahabat. Bagaimana mereka mengelola suatu Negara sehingga dapat makmur sentosa. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan kesederhana berperilaku bagi pemimpin, keadilan membagikan ghanimah dan zuhudnya terhadap pernak pernik dunia. Nabi Muhammad SAW yang mempunyai kekuasaan yang sangat luaspun tidak mau merubah rumahnya yang sederhana. Bahkan alas tidur Beliaupun hanya dengan tikar kasar sehingga berbekas pada bagian tubuh. Pemimpin yang sangat sederhana, bijak, adil dan sangat dicintai para pengikutnya. Kepemimpinan yang dicontohkan Rosullullah sangatlah lengkap dan tak akan habis-habisnya untuk mengulas kepemimpinannya.
Abu Bakar Assidiq khalifah pertama setelah wafatnya Rosullullah telah mengajarkan arti pemimpin. Pemimpin umat muslim pada masa kekhalifahan ini memberikan contoh pelayanan kepada masyarakat. Khalifah Abu Bakar selalu memberikan pelayanan istimewa kepada masyarakat yang tinggal di lorong-lorong dan tempat-tempat kumuh. Setiap hari mengunjungi, mengolah dan memasakan makanan bagi anak-anak yatim dan para janda. Abu Bakar juga mencontohkan Keadilan dan ketegasan dalam memberantas orang-orang yang murtad dan meninggalkan zakat. Kedekatan Abu Bakar kepada masyarakat membuat masyarakat sangat mencintainya.
Umar bin Khattab khalifah kedua ini mengajarkan para pemimpin untuk selalu mementingkan urusan masyarakat. Khalifah yang sederhana dalam berpakaian dan makanan. Makanan belian hanya roti kasar dengan minyak dan daging yang kering. Pakaian yang digunakan beliaupun banyak tambal sulamnya. Umar bin Khattab bisa tidur dimana saja bahkan dibawah pohon kurma sekalipun. Pemimpin kaum muslimin ini selalu blusukan kesudut-sudut kota dan penjuru negeri. Khalifah Umar bin Khattab sangat disegani baik kawan maupun lawan.
Contoh kepemimpinan muslim selanjutnya adalah Utsman bin Affan. Kepemimpinannya mengajarkan kedermawanan. Kekayaan yang dimiliki tidak membuatnya terlena bahkan menjadi mulia di mata Allah SWT. Ketangkasan, kecerdasan dan kepiawayannya menjadi pendobrak islam sampai tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika.
Pada kekhalifahan Ali bin Abi Tholib mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadi tempat masyarakat meminta pendapat dan memecahkan masalah. Khalifah Ali bin Abi Tholib adalah gerbang ilmu bagi umat islam. Kepemimpinan yang cerdas, adil, tegas, biijak dan arif ini menjadi hal yang menonjol pada kekhalifahannya.
Para pemimpin setidaknya menjadikan contoh pemimpin-pemimpin islam legendaris tersebut dalam segala tindak lakunya. Berusaha selalu bijak dalam segala langkah yang diambil. Sederhana baik dalam segala hal dan mau menjadi pelayan masyarakat. Tidak terlena dengan pernak-pernik dunaiwi. Selalu mementingkan urusan-urusan masyarakat.
Negeri yang krisis pemimpin ini tidak akan bertahan lama lagi. Contoh para pemimpin legendaris ini menjadi tuntunan bagi para pemimpin yang baru. Negeri ini akan bangkit dengan pemimpin-pemimpin yang dekat dengan karakter yang telah dicontohkan Rosul dan para sahabatnya. Cepat atau lambat negeri ini akan bangun dan mengejar segala ketertinggalan. Merapihkan segala sesuatu yang tercerai berai dan menghimpunnya menjadi sebuah kekuatan jamaah dalam maraih ridho-Nya.

0 komentar:

 
;