Minggu, 01 September 2013

Konsep Aras Ekonomi

Konsep Aras Ekonomi pertama kali dikenalkan oleh Stern dan kawan-kawan dari Universitas California pada tahun 1959.  Konsep ini terdiri atas konsep Kerusakan Ekonomi (EconomicDamage), Aras Luka Ekonomi (Economic Injury Level), Ambang Ekonomi (Economic Threshold) dan Aras Keseimbangan Umum .
 Gambar 3.1 menunjukkan letak 3 Aras Ekonomi pada keadaan populasi hama yang normal yaitu semua Aras Ekonomi berada di atas Aras Keseimbangan Umum.

Gambar 3.1.   Gejolak Populasi Hama Dan Letak Aras Luka Ekonomi, Ambang Ekonomi Dan Aras Keseimbangan Umum Pada Keadaan Normal (Sumber : Untung, 2003)

Konsep Aras Ekonomi muncul dan berkembang karena pada waktu itu masyarakat (petani) cenderung untuk menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa menggunakan dasar yang rasional.  Insektisida digunakan secara terjadwal menurut umur tanaman secara ekonomi dengan alasan preventif tetapi tidak efisien dan mengandung risiko besar bagi kualitas lingkungan, oleh karena itu perlu ditetapkan landasan ekonomi dan ekologi yang dapat digunakan untuk  memutuskan kapan dan di mana pestisida harus digunakan (Untung, 2003 : 65).
Konsep Aras Ekonomi didasarkan pada pengamatan OPT dengan melihat jenis OPT, stadia OPT,  tingkat kepadatannya, tingkat serangannya dan fase pertumbuhan tanaman.  Berdasarkan pengamatan ini dapat dilihat besarnya tingkat kerusakan yang akan terjadi sehingga dapat diputuskan tindakan pengendalian  yang akan dilakukan. Penggunaan pestisida kimia organik sintetik hanya dapat dibenarkan apabila populasi OPT sudah di atas Aras Ambang Ekonomi.  
Kerusakan Ekonomi
Untuk memahami konsep Aras Ekonomi maka perlu diketahui tentang Luka (injury) dan Kerusakan (damage).  Menurut Untung (2003 : 67) dan Sunoto (2003 : 3) Luka adalah setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan OPT, jadi terpusat pada OPT dan aktivitasnya.  Kerusakan adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi, jadi terpusat pada tanaman dan tanggapannya terhadap pelukaan oleh OPT.  Luka tanaman dapat mengakibatkan kerusakan.   `
Stern et.al. (1959) cit. Untung (2003 : 67) menyatakan Kerusakan Ekonomi adalah tingkatan kerusakan tanaman akibat serangan hama yang membenarkan adanya pengeluaran biaya untuk tindakan pengendalian secara buatan dengan pestisida.  Tindakan pengendalian dapat dibenarkan apabila jumlah biaya pengendalian lebih rendah dari pada besarnya nilai kehilangan potensial yang diderita tanaman  karena adanya populasi hama.
Aras Luka Ekonomi
Aras Luka Ekonomi (ALE)  adalah keadaan dimana kepadatan populasi terendah yang dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi.  Menurut Mumford dan Norton (1982) cit. Untung (2003 : 67) bahwa dasar konsep Aras Ekonomi adalah konsep Titik Impas (BreakEeven Concept) dalam pengendalian hama.  Pada titik impas ini terjadi kerusakan ekonomi yaitu pada ALE, sehingga apabila dilakukan pengendalian hama di atas titik impas masih akan menguntungkan.  Sebaliknya apabila dilakukan di bawah titik impas  maka hanya akan merugikan petani karena besarnya nilai kehilangan hasil yang diselamatkan lebih rendah daripada biaya pengendalian yang dikeluarkan. 
Ambang Ekonomi
Ambang Ekonomi (AE) merupakan istilah yang sudah dikenal dan digunakan untuk pengambilan keputusan pengendalian hama sesuai dengan konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).  Menurut Stern dkk. (1959)  AE merupakan kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai Aras Luka Ekonomi (ALE).  Konsep AE lebih menekankan aspek  pengambilan keputusan kapan dan di mana petani harus menggunakan pestisida agar tindakan tersebut efektif menurunkan populasi hama dan mencegah kerugian lebih lanjut serta meningkatkan keuntungan usaha tani.  ALE lebih menekankan aspek perhitungan ekonomi, biaya, manfaat, untung rugi dari tindakan pengendalian hama dengan menggunakan pestisida. Jadi jelas bahwa AE merupakan Aras Keputusan Tindakan Pengendalian (Untung, 2003 : 71; Wigenasantana, 2001: 7). 
Ambang Ekonomi secara konsepsi letaknya harus di bawah garis Aras Luka Ekonomi (ALE), hal ini karena apabila populasi hama telah mencapai garis AE kemungkinan populasi akan meningkat terus sehingga dapat melewati garis AE.  Stern dkk. (1959) cit. Untung (2003 : 72) menyatakan agar populasi hama tidak mencapai ALE  harus diadakan tindakan pengendalian pada aras populasi  di garis AE.  Penentuan AE dan ALE adalah AE harus di bawah ALE, hal ini dimaksudkan agar petani masih mempunyai waktu untuk menanggapi perubahan yang terjadi di lapangan.  Misalnya apabila dari perhitungan diketahui ALE dari larva penggerek batang padi adalah 5 larva/rumpun maka dapat kita tentukan nilai AE adalah 4 larva/rumpun tanaman.     
Penentuan Ambang Ekonomi
            Penentuan Ambang Ekonomi suatu OPT didasarkan pada : jenis OPT, yaitu apabila OPT tersebut merupakan OPT utama maka nilai AE  cukup tinggi, misalnya hama Wereng (Nephotettix virescens) nilai Ambang Ekonominya adalah 5 nimfa pertunas pada saat tidak ada serangan penyakit Tungro, jika ada serangan Tungro maka  1 nimfa pertunas;  jenis tanaman yaitu menyangkut Nilai Ekonomi tanaman, apakah dipanen daunnya, bunganya, buahnya, akarnya atau keseluruhan tanaman.
Ambang Ekonomi untuk setiap OPT berbeda karena setiap OPT secara biologi dan ekologi tidak sama.  Ada Opt yang menyerang tanaman pada fase pembibitan, fase pertumbuhan vegetatif dan fase generatif pada saat pengisian bulir dan polong.  Ada pula OPT yang menyerang sepanjang umur hidup tanaman.
Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh petani dapat mempengaruhi nilai Ambang Ekonomi dari OPT, artinya tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi akan memiliki nilai ambang ekonomi yang tinggi pula.
Monitoring Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Monitoring OPT adalah suatu kegiatan mengamati dan mengawasi perkembangan setiap OPT dan komponen-komponen penyusun agroekosistem.  Pengamatan dilakukan untuk menentukan nilai Ambang Ekonomi dari OPT, sehingga sedikit saja terjadi kenaikan populasi suatu OPT akan cepat diantisipasi dengan melakukan pengendalian yang dianggap cocok untuk kondisi demikian.
Monitoring perlu dilakukan terutama pada daerah-daerah yang berpotensi meledaknya suatu populasi hama, terutama untuk hama-hama utama dan hama potensial yang mudah meledak poplasinya apabila kondisi mendukung.  Monitoring dapat dilakukan secara terjadwal yang dilakukan sejak tanam sampai menjelang panen.    Monitoring ditujukan untuk mengawasi dinamika populasi hama sehingga apabila terjadi kenaikan populasi hama mendekati Aras Ambang Ekonomi petani sudah bisa menentukan keputusan pengendalian yang akan dilakukan.

0 komentar:

 
;