Jumat, 12 April 2013

Aras 24

Melerai sebuah asa kecil dari hiruk pikuk sebuah rutinitas. 
Mencermati belenggu perilaku yang tak kunjung pantas. 
Menyibak segala asumsi hati yang memanas. 
Tak ada yang tau. 
Dalam 24 jam tak menentu. 

Sedetikpun tak ada angin.  
Dinding ini kian dingin. 
Ketukan nada rintik hujan yang mengalir. 
Detik waktu kini mulai kikir. 

Terselip seberkas cahaya di sebrang jendela. 
Bayang tampak dalam cerminan menyapa. 
Lihainya menyelinap disela-sela kasa. 
Saraya membisisk jiwa.
Aku masih belia.

Ruang kecil menganga tanpa cela. 
Tersulut amarah rindu lara.
Bait kata kala tergores percuma. 
Dalam untaian nada yang berangsur sirna.

Kemana lentera itu.
Cahaya sayup mulai meragu.
Teriak aku dalam bisu.

Masih diambang batas dua empat.
Rasa hati ingin mengumpat.
Meringkuk dalam hikmat.
Meski lentik mata tak kunjung merapat.

0 komentar:

 
;