Selasa, 30 April 2013 0 komentar

Tau

Ketidaktauan membuat buntu pemikiran.
Ketidaktauan membuat rancuh perkataan.
ketidaktauan membuat kikuk kelakuan.
ketidaktauan membuat runtuh kewibawaan.

Cari tau.
Banyak tau.
Memberi tau.
Agar banyak tau.
Jadi semakin tau.

Tidak sok tau.
Karena kurang tau.
Tidak mau cari tau.
Jadi salah laku.
Tidak patut ditiru.
Senin, 29 April 2013 0 komentar

Cita Berkawan

Wahai kawan.
Aku kini tertawan.
Dalam bahagia tanpa takaran.
Berselimut senyum menawan.

Wahai kawan.
Cita kita dalam lamunan.
Digoreskan tinta kesabaran.
Kini mulai tergambar kenyataan.

Wahai kawan.
Kita satu kesatuan.
Ikatan ukhwah keislaman.
Tak terlepas dengan zaman.

Wahai kawan.
Satu atap peraduan.
Satu cinta kebersamaan.
Satu pijak langkah perubahan.

Wahai kawan.
Bersama kita kejar angan yang berhamburan.
Bersama kita melangkah ketujuan.
Bersama kita semai keceriaan.
Bersama kita raih cita.
Sabtu, 27 April 2013 0 komentar

Masku "T"

Mas ingatkah kah dirimu.
Dulu kau ajarkan aku mengendarai sepeda.
Sepeda jengki itu namanya.
Jarimu tak pernah kau lepas padanya.
Sampai aku dapat menyeimbangkannya.

Mas ingatkah dirimu.
Dulu kau berikan semua mainan.
Wayang, klereng, karet gelang, ketapel bahkan.
Agar tangisku hilang.
Diganti senyum menawan.

Mas ingatkah dirimu.
Dulu kau ajari aku ini itu.
Tak pernah kau lelah.
Dari tambak sampai sawah.
Bahkan motor dan sepeda.

Mas ingatkah dirimu.
Aku selalu ikut denganmu.
Kemanapun itu.
Bahkan tidurpun tak pernah jauh.

Mas ingatkah dirimu.
Kau selalu mengantarku sekolah.
Dari SD sampai kuliah.
Tak jua berkeluh karenanya.
Bahkan kau beri aku senyum sebagai hadiahnya.

Mas taukah dirimu.
Kala Hatimu pilu menyembilu.
karena Khianatnya kasihmu.
Lara kalbuku melihatmu.

Mas taukah dirimu.
Bahagianya hatiku kala kau dipelaminan.
Senyummu terpancar menawan.
Kekasih idaman tlah kau dapatkan.

Mas taukah dirimu.
Kaulah obat kala aku takut pada ibu.
Kau jadi tumpuan seperti ayah.
Kaulah yang paling mengerti.
Kaulah kakak terbaik.
Aku ingin berterimakasih.


Kamis, 25 April 2013 0 komentar

Hilang

Tak aku tau ini sakit dan perih.
Tersayat-sayat.
Tercabik-cabik.
Kala hati kian merana.

Tanpa sepenggal kata.
Tanpa seutas surat.
Tak ada yang tau.
Kini kau hilang.

Bayangmu masih terukir jelas.
Pesonamu masih terpancar terang.
Kasihmu masih jadi selimutku.
Titahmu jadi padu langkah jalanku.

Karyamu takkan hilang ditelan zaman.
Kau tetap bersemayam dalam qolbu ini.
Lenteramu takkan redup.
Kini mulai menjelma menjadi mentari.

Biarlah bumi menelanmu.
Biarlah mikroba itu melumatmu.
Kau masih ada.
Jadi guru.
Jadi sahabat.

Senin, 22 April 2013 0 komentar

Jalanku

Tak tumbuh dengan yang kau mau.
Tak turut dengan yang kau pinta.
Terus membangkang.
Terus mengaung.
Hingga karam kedzaliman.

Biarkan saja mereka mengusik.
Biarkan saja mencaci.
gerbong ini akan terus berjalan.
Menuju cahaya kemulyaan.

Tekadku sudah bulat.
Semangatku tlah membuncah.
Intelejensiaku tlah ku asah.
Ragaku tumbuh sempurna.

Ini jalanku.
Ini giliranku.
Mengisi pos yang hilang.
Merajut kembali panji keislaman.
Hingga nafas ini hilang.
Minggu, 21 April 2013 0 komentar

Langkah

Mentari menyingsing.
Gelap terpelanting.
Detik waktu berdenting.
Ruhku sergap berdesing.

Utas tali ini meregang kencang.
Akan putus hilang kepalang.
Tangis berbuah senyuman.
Takut berakhir kenyamanan.
Kegelisahan kan sirna oleh kedamaian.

Tak ku paku waktu yang terbatas.
Tak ku jerat langkah yang tegas.
Melaju bagai butir peluru.
Mendobrak ragu yang membelenggu.

Ini waktuku.
Ini jiwaku.
Ini hidupku.
Ridho Tuhan yang dituju.
0 komentar

La Tahzan

La Tahzan
Dunia ini menawan.
Kita semua kawan.
Tak harus dilawan.

La Tahzan
Hari ini kenyataan.
Kemaren bukan sandaran.
Esok hanyalah angan.

La Tahzan.
'Kemaren' hilangkan tangisan.
 Sebab akan memupus gerakan.
'Esok" hilangkan penerkaan.
Sebab mengabadikan kekhawatiran. 

La Tahzan.
Hilangkan kekufuran.
Raih kesyukuran.
Khusyu' pendayagunaan.

La Tahzan.
Cabut pohon dan akar kesengsaraan.
Semai kesyukuran dalam teladan.
Petik cinta Tuhan.
Kamis, 18 April 2013 0 komentar

Kemana Dirimu 12

Tuhan tlah mengirimmu sejenak untuk berbagi. Bercerita tentang kasih dan memberi. Merangkai bait-bait nada dalam irama jiwa. Kau ajarkan aku untuk melukis dunia. Mengenalkan aku tentang warna. Tampak nyata kala bias cahaya menyapa. Semuanya saraya menari dalam gegap gempita suka cita. 
Dahulu ku tau kau tak seperti itu. Hati memang tlah memilih dan tertambat. Bukan untuk dilumat dan dihanyutkan begitu saja dalam derasnya aliran sungai. Bukan juga dalam senantiasa tegar bak karang dilautan. Kini kau tlah berubah. Atau aku yang tak mengerti dirimu seutuhnya. 
Semua ini juga punya masa. Di dalam batas ruang dan waktu kau tlah menjelma menjadi sosok yang menakjubkan. Mungkin aku tlah silau dengan sinarmu. Mungkin aku juga tlah hanyut dalam lautan prasangkaku. Pesonamu mungkin mulai memudar. Cahayamu Mungkin mulai redup. Tak cukup bagiku untuk terus melangkah dalam jalan yang remang-remang dan gelap. Butuh energi baru agar kilaunya benerang terang. Butuh generang yang menggunjang jiwa-jiwa yang mulai lemas. 
Tak harus menjadi Khalil gibran yang terselam dalam lamunan berbuah kemajnunan. Aku masih punya sayap untuk terbang. Tak perlu meranggkak dan merintih dalam perih berkapanjangan. Bukan juga untuk menghukumi diri. Kekuatan sebuah keyakinan yang harus diperjuangkan.
Selasa, 16 April 2013 0 komentar

Kelana Perahu Layar

Tiga tahun yang lalu aku larung kapal layar mengarungi samudra kehidupan. Tanpa sebuah bahan bakar dan hanya bermodalkan layar putih yang berharap dapat berkembang. Tanpa tombol dan kemudi otomatis. Kompas penunjuk arah yang mulai menua. Keakuratannya tak seperti dulu kala. Beberapa perbekalan yang cukup untuk bersandar di dermaga yang bernama CINTA.

Kapal layar ini sudah ditengah samudra. Langit tak begitu cerah. Awan hitam mengepul sempurna. Kilat petir bagai cambuk yang datang silih berganti. Suara gemuruhpun saling bersahutan menyatu dengan alunan ombak yang kian kasar. Tekanan udara yang tak menentu membuat perahu layar ini terombang ambing. Penunjuk arah, kompas yang kubawa telah mati dan bintang pun kini mulai tertutupi. Sekarang kudapati gelombang besar yang tiada terkira. Mengoyak perahu yang sederhana. Membelah layar dan mematahkan tiang pancangnya. Gelombang kian tinggi. Menghantam, dan mengempas tubuh perahu layar ini. Semuanya luluh lantah. Dindingnya pun mulai retak. Air laut yang pekat beranjak memenuhi yang rang sempit dan gelap.

Tak kutahu sampai kapan akan berahir badai ini. Langit kan kunjung terang lagi. Ombak kan jinak seperti merpati. Bintang bersemarak menghiasi. Kerinduan pada dermaga. Kerinduan pada sang surya. Kerinduan yang kian mendera. 

Kalau ini sudah mereda, kucoba rajut kembali layar yang telah tercerai berai. Mengokohkan kembali tiang yang patah. Menguatkan kembali diding perahu yang remuk. Akan kusebarangi sampai keplosok negeri. Aku ingin Kau temani.


12.
Jumat, 12 April 2013 0 komentar

Doa dalam Lara

Mulai tercekik dan tercabik.
Hanya bola mata yang mampu melirik.
Terengah-engah karena nafas kian sulit.
Sakit untuk bangkit.

Terhenti lagi.
Meradang lagi.
Menyempit dan mengusik.
Lara kian pelik.

Tangan menggenggam mengepal.
Meronta geram.
Mata terpejam kelam.
Masih dalam ingatan.
Aku masih bertahan.

Semakin tak realistis.
Hanya mampu meringis.
Tertambat dzikir di lidah manis.

Dalam ringkukku.
Hatiku  mulai merayu.
Bolehkah aku ketuk pagi-Mu.
Untuk menyulam dosa lamaku.
Aku masih malu menghadap-Mu.
Beri aku waktu.
Untuk mencuci sandangku.

0 komentar

Aras 24

Melerai sebuah asa kecil dari hiruk pikuk sebuah rutinitas. 
Mencermati belenggu perilaku yang tak kunjung pantas. 
Menyibak segala asumsi hati yang memanas. 
Tak ada yang tau. 
Dalam 24 jam tak menentu. 

Sedetikpun tak ada angin.  
Dinding ini kian dingin. 
Ketukan nada rintik hujan yang mengalir. 
Detik waktu kini mulai kikir. 

Terselip seberkas cahaya di sebrang jendela. 
Bayang tampak dalam cerminan menyapa. 
Lihainya menyelinap disela-sela kasa. 
Saraya membisisk jiwa.
Aku masih belia.

Ruang kecil menganga tanpa cela. 
Tersulut amarah rindu lara.
Bait kata kala tergores percuma. 
Dalam untaian nada yang berangsur sirna.

Kemana lentera itu.
Cahaya sayup mulai meragu.
Teriak aku dalam bisu.

Masih diambang batas dua empat.
Rasa hati ingin mengumpat.
Meringkuk dalam hikmat.
Meski lentik mata tak kunjung merapat.

Selasa, 09 April 2013 0 komentar

Punahnya Kaum Adam

Kaum laki-laki atau yang lebih akrab disebut dengan kaum adam ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding dengan kaum hawa atau kaum wanita. Keunikannya adalah bahwa kaum adam ini nantinya akan mengalami kepunahan atau paling tidak jumlah dari kaum adam ini akan semakin sedikit. Hal ini bukan dikarenakan kaum adam lebih suka dalam zona bahaya yang biasa kita sering dengar lebih banyak yang mengikuti perlombaan peperangan sehingga banyak dari kaum adam yang terbunuh melainkan ditinjau dari segi molekuler yang dimiliki kaum adam.

Provesor Jenny Graves, ilmuan terkemuka asal Australia ini mengungkapkan laki-laki akan punah dalam kurun waktu lima juta tahun mendatang dan proses menuju kepunahan ini sekarang telah berlangsung. Ilmuan ini menjelaskan penyebabnya adalah kromosom yang dimiliki oleh laki-laki.

Bagi yang berkecimpung di dunia molekuler, kedokteran dan sejenisnya pernyataan pak Graves ini patut dicermati lebih dalam lagi. Pak Graves menjelaskan, perempuan itu mempunyai sepasang kromosom X yang masing-masing mengandung 1.000 gen sedangkan pada laki-laki hanya mengandalkan satu kromosom Y dengan 1.000 gen. selama ratusan juta tahun, gen-gen tersebut mengalami penyusutan dan sekarang pada laki-laki modern yang tersisa kurang dari 100 gen, salah satunya adalah gen SRY yang katanya gen ini dapat menentukan apakah embrio dapat berkelamin laki-laki atau perempuan. Penyebabnya adalah jika terjadi kerusakan pada kromosom Y maka kromosom Y ini tidak dapat memperbaiki dirinya sebaliknya jika pada kromosom X kromosm ini dapat memperbaiki dirinya jika mengalami kerusakan walhasil dapat diperhitungkan jumlah kromosm X yang kemungkinan bertahan jauh lebih besar daripada kromosom Y. Artinya adalah wanita dalam soal kromosom jauh lebih jago daripada laki-laki sehingga nantinya jumlah mereka jauh lebih banyak daripada laki-laki.

Bagi kaum adam jangan takut dulu, kata pak prof. Robin Lowell-Bandge, pakar kromosom dari National Institute for Medical Research, london, Inggris. Kepunahan kaum laki-laki ini masih lama ko. Kromosom Y akan benar-benar kehilangan gen-gen di dalamnya paling tidak dalam jangka waktu 25 juta tahun mendatang, jadi masih banyak waktu untuk para ilmuan untuk mencari solusi akan masalah ini.  Untuk tahun sekarang perbandingan antara laki-laki dan perempuan masih relatif aman. Perbandingan laki-laki dan perempuan masih tidak terlalu jauh. Lihat saja disini http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=area&info1=7&asc=DESC



Dan ternyata jauh sebelum berkembangnya ilmu tentang molekuler yang membedah segala hal tentang kromosom, di agama islam telah menuliskan fenomena ini jauh-jauh hari.  Hal ini disinggung pada sebuah hadist yang menjelaskan akan tanda-tanda akhir zaman.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ اْلعِلْمُ وَيَظْهَرَ الجَهْلُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا وَتَكْثرَ النِّسَاءُ وَيَقلَّ الرِّجَالُ حَتَّى يَكُونُ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً القَيِّمُ اْلوَاحِدُ


“Di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah sedikitnya ilmu (tentang Ad-Dien), merajalelanya kebodohan dan perzinahan, dan sedikitnya kaum laki-laki, sehingga lima puluh orang wanita hanya terdapat satu orang pengurus (laki-laki) saja” [HR. Al-Bukhari no. 81 – tartib maktabah sahab, Muslim no. 2671, dan At-Tirmidzi no. 2205].

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata :


والظاهر أنها علامة محضة لا لسبب آخر بل يقدر الله في آخر الزمان أن يقل من يولد من الذكور ويكثر من يولد من الإناث وكون كثرة النساء من العلامات مناسبة لظهور الجهل ورفع العلم

“Menurut dhahirnya, hal ini merupakan pertanda semata-mata, bukan karena sebab lain. Bahkan Allah mentaqdirkan bahwa akhir jaman nanti sedikit sekali orang yang melahirkan anak laki-laki dan banyak melahirkan anak perempuan. Dan banyaknya kaum wanita yang merupakan salah satu pertanda telah datangnya hari kiamat itu sangat relevan dengan merajalelanya kebodohan dan dihilangkannya ilmu (tentang Ad-Dien)” [lihat Fathul-Bari oleh Al-Hafidh Ibnu Hajar 1/179 – penjelasan hadits no. 81].


karena itulah kaum muslimin tidak merasa kaget dan terheran-heran lagi jika pada suatu saat nanti jumlah laki-laki akan lebih sedikit dari pada wanita. Apakah ini hanya kebetulan saja. 
manusia yang mengenal dirinya pasti akan mengenal Tuhannya.
Minggu, 07 April 2013 0 komentar

TANYA

kenapa?
mengapa?
kata terus mengusik. rasa terus tercabik.
tak ada yang tau.
tak ada yang mau tau.
yang tau tak memberi tau.
 yang mencari tau jadi bisu.
apalagi yang tak tau.

kenapa?
mengapa?
masih sepi.
masih sunyi.
gelap menyelimuti.
terus menutup mata sampai mati.

kenapa?
mengapa?
tak terdengar lagi.
sampai 3 dekade nanti.
karena kata itu telah pergi.
mentari sudah datang lagi.
0 komentar

10 Wasiat (1)

Untuk kali ini kita akan sedikit mengulas lagi beberapa pesan-pesan yang patut kita cermati dan kaji lebih dalan dari 10 pesan yang disampaikan untuk mencapai sebuah peradaban besar. Merebut kembali kejaan islam yang kian pudar, kembali dirangkai dan mulai membingkai agar tidak kembali tercerai berai.
Disini kita akan membahas 3 wasiat atau pesan terlebih dahulu. Tiga wasiat ini saya tulis hanya dalam satu garis.
  1. Tujuan
Tujuan disini menjadi hal yang paling penting dan krusial. Tujuan yang melenceng akan memecah belah sebuah organisasi atau gerakan. Tujuan disini yang lebih ditekankan adalah tujuan hanya mengharap ridho Allah SWT. Jika tujuan ini sudah terpatri dalam diri maka tidak akan ada kecemburuan mengenai pangkat, harta, maupun hal-hal yang menyangkut tentang kekayaan semata. Tujuan yang lurus ini akan membawa pada kemenangan hakiki. Akan banyak ujian yang datang ketika segala sesuatunya ditujukan untuk mendapat ridho Allah SWT. Banyak dari kita yang berkecimpung dijalan ini akan berguguran satu persatu. Bukan gugur karena sudah habis nafas sehingga tak mampu bergerak melainkan gugur karena niat sudah kabur dan luntur lantaran tergiur dengan kenikmatan dunia yang sangat menghibur.

  1. Harta dan nyawa
Pengorbanan terbesar dan terberat umat manusia adalah keika dihadapkan pada pilihan harta dan nyawa. Bergabung dan memperjuangkan sesuatu yang benar maka lawannya pun akan seimbang. Beberapa pelajaran dari perjuangan para sahabat dahulu menjadikan cermin pada diri kita sudah sejauh mana cobaan yang menimpa pada diri kita. Bilal bin Rabbah seorang budak telah mempertaruhkan jiwanya hanya karena meyakini bahwa tuhan itu satu sampai tuannya saja sudah tak tau lagi harus memberi siksaan apalagi terhadapnya untuk merubah pendiriannya. Selain itu juga ketika para sahabat diminta untuk berhijrah ke madinah, para sahabat inipun meninggalkan semua harta bendanya tak dibawa sedikitpun. Mereka semua yakin bahwa yang diperjuangkan atas kebenaran akan membawa kemaslahatan bagi umat. Maka harta dan nyawa menjadi taruhan yang krusial dan akan banyak sekali orang-orang yang berguguran karena masih lemahnya keyakinan yang ia miliki.

  1. Pengorbanan dan kesetiaan
Pengorbanan dan kesetiaan cerminan dari loyalitas dengan derajat yang tinggi. Jika ini sudah ada pada diri setiap jundi  maka akan terlahir sebuah narasi yang serasi dengan jalan ilahi. Seseorang yang mau berkorban sejatinya orang tersebut sudah benar-benar jatuh cinta dan mengetahui seluk beluk dari apa yang dicintainya. Kesetiaan yang menjadi selai setiap pergerakan akan mengarah pada ketercapaian tujuan ilahiah yang tak pernah berubah. Dua sejoli pengorbanan dan kesetiaan ini akan sangat terpatri dalam iringan ujian yang datang silih berganti.
0 komentar

Kepemimpinan Dalam Islam




Negara yang mulai kering akan pemimpin yang berkarakter membawa sebuah bangsa dalam ambang kehancuran. Sandangan kekuasaan melalaikan para pemimpin sehingga mudah tertidur malihat rakyat yang sekarat. Rongrongan bangsa lain menggerogoti pondasi negeri tak kuat lagi untuk dibasmi. Kelumrahan dalam korupsi, kewajaran dalam kecurangan dan keanehan berbuat kebenaran menjadi santapan di bumi pertiwi.
Degradasi moral merajalela tanpa kendali. Praktek-praktek korupsi telah terpatri tanpa disadari. Tindak criminal jadi tontonan sehari-hari. Dari jual beli orang sampai aborsi. Kong kalikong hukum dari petani sampai politisi. Halal haram sudah tak tau lagi. Mau dibawa kemana bangsa ini.
Tidakkah kita belajar dari penjajah dahulu yang hancur karena praktek haram ini. Apakah bangsa ini masih menutup mata. Masih dininabobokan dengan lagu memuji kekayaan bangsa sendiri. Apakah bangsa ini hanya bangun pada tahun 1945 saja. Apakah kita benar-benar masih tertidur pulas, sampai kita merasa malas dan tak mau membersihkan kutu-kutu yang makin beribu jumlahnya.
Bangsa ini sudah miskin. Kekayan alam sudah tak ada lagi. Kekayaan dilelang kesana kemari. Anak negeri tak ada yang menikmati. Budi pekerti bangsa ini sudah tak tau kemana dia pergi. Belum ada sosok pemimpin yang membawa bangsa ini keluar dari keruwetan yang terjadi. Pemimpin yang membangunkan bangsanya sendiri.
Bangsa ini dapat belajar dari kepemimpinan yang dicontohkan para Rosul dan sahabat. Bagaimana mereka mengelola suatu Negara sehingga dapat makmur sentosa. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan kesederhana berperilaku bagi pemimpin, keadilan membagikan ghanimah dan zuhudnya terhadap pernak pernik dunia. Nabi Muhammad SAW yang mempunyai kekuasaan yang sangat luaspun tidak mau merubah rumahnya yang sederhana. Bahkan alas tidur Beliaupun hanya dengan tikar kasar sehingga berbekas pada bagian tubuh. Pemimpin yang sangat sederhana, bijak, adil dan sangat dicintai para pengikutnya. Kepemimpinan yang dicontohkan Rosullullah sangatlah lengkap dan tak akan habis-habisnya untuk mengulas kepemimpinannya.
Abu Bakar Assidiq khalifah pertama setelah wafatnya Rosullullah telah mengajarkan arti pemimpin. Pemimpin umat muslim pada masa kekhalifahan ini memberikan contoh pelayanan kepada masyarakat. Khalifah Abu Bakar selalu memberikan pelayanan istimewa kepada masyarakat yang tinggal di lorong-lorong dan tempat-tempat kumuh. Setiap hari mengunjungi, mengolah dan memasakan makanan bagi anak-anak yatim dan para janda. Abu Bakar juga mencontohkan Keadilan dan ketegasan dalam memberantas orang-orang yang murtad dan meninggalkan zakat. Kedekatan Abu Bakar kepada masyarakat membuat masyarakat sangat mencintainya.
Umar bin Khattab khalifah kedua ini mengajarkan para pemimpin untuk selalu mementingkan urusan masyarakat. Khalifah yang sederhana dalam berpakaian dan makanan. Makanan belian hanya roti kasar dengan minyak dan daging yang kering. Pakaian yang digunakan beliaupun banyak tambal sulamnya. Umar bin Khattab bisa tidur dimana saja bahkan dibawah pohon kurma sekalipun. Pemimpin kaum muslimin ini selalu blusukan kesudut-sudut kota dan penjuru negeri. Khalifah Umar bin Khattab sangat disegani baik kawan maupun lawan.
Contoh kepemimpinan muslim selanjutnya adalah Utsman bin Affan. Kepemimpinannya mengajarkan kedermawanan. Kekayaan yang dimiliki tidak membuatnya terlena bahkan menjadi mulia di mata Allah SWT. Ketangkasan, kecerdasan dan kepiawayannya menjadi pendobrak islam sampai tiga benua yaitu Asia, Eropa dan Afrika.
Pada kekhalifahan Ali bin Abi Tholib mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadi tempat masyarakat meminta pendapat dan memecahkan masalah. Khalifah Ali bin Abi Tholib adalah gerbang ilmu bagi umat islam. Kepemimpinan yang cerdas, adil, tegas, biijak dan arif ini menjadi hal yang menonjol pada kekhalifahannya.
Para pemimpin setidaknya menjadikan contoh pemimpin-pemimpin islam legendaris tersebut dalam segala tindak lakunya. Berusaha selalu bijak dalam segala langkah yang diambil. Sederhana baik dalam segala hal dan mau menjadi pelayan masyarakat. Tidak terlena dengan pernak-pernik dunaiwi. Selalu mementingkan urusan-urusan masyarakat.
Negeri yang krisis pemimpin ini tidak akan bertahan lama lagi. Contoh para pemimpin legendaris ini menjadi tuntunan bagi para pemimpin yang baru. Negeri ini akan bangkit dengan pemimpin-pemimpin yang dekat dengan karakter yang telah dicontohkan Rosul dan para sahabatnya. Cepat atau lambat negeri ini akan bangun dan mengejar segala ketertinggalan. Merapihkan segala sesuatu yang tercerai berai dan menghimpunnya menjadi sebuah kekuatan jamaah dalam maraih ridho-Nya.
Sabtu, 06 April 2013 0 komentar

Hadist Arbain ke-7

HADITS KETUJUH

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ   وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata : Kepada siapa ?  beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
semoga ikhtiar ini untuk memehami islam secarara kaffah dengan menyicil menghafal hadist membawa hawa sejuk dalam sanubari ini. sedikit tak ada yang sia-sia jika kita berjibaku dan berlelah-lelah dalam kebaikan. cinta ini yang menuntun sanubari dalam lingkar kecil yang paling kurindu. semoga kelak kita dipertemukan kembali dalam lingkar yang lebih besar bersama sang Rosul yang sama-sama kita cintai.
0 komentar

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak



Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat,
“Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.
Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.
Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah,
“Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.
“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????
Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.
Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.
“Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah.
Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.
“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya,
“Ayah, apa itu?”
Dan aku menjawab,
“Burung gagak.”
Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.
“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara,
“Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.”
Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia perbuat.

 
;