Minggu, 24 Februari 2013

Pelajaran dari film sang pencerah


"Agama itu bukan aturan-aturan yang dapat dipermudah maupun dipersulit. Agama itu adalah proses. Seperti udara pagi yang kita hirup. Menyegarkan hati dan pikiran kita. Bayangkan jika yang kita hirup adalah angin puting beliung. Tubuh kita tidak hanya hancur tapi terhempas tak berdaya.  Terbawa arus tak tentu arah.
Apakah kita rela melihat umat kita lari dan menjauh dari agama karena kita salah memberikan penegrtian".
Seclumit kalimat yang ada pada film sang pencerah ini membuat kita sadar bahwa dalam dakwah harus benar-benar jeli kepada siapa, kapan dan dimana tempat kita berdakwah. Islam tlah mengajarkan bagai mana kita bersikap manis tidak apatis, tidak kaku, tapi lebih dinamis. Hal yang paling dikhawatirkan jika kita tidak pandai dalam berdakwah maka yang terjadi pada umat hanyalah bukannya mendekat, tapi malah menjauh karena alergi dengan ajaran-ajaran yang menjadi doktrin yang menakutkan.

Berdakwah dengan non muslim maupun dengan muslim sendiri sama-sama mempunyai tingkat kerumitan tersendiri. Terlebih lagi dalam mengingatkan sesama muslim. Nilai-nilai keislaman yang seharusnya ditampilkan dari para pemeluk muslim kini sudah mulai luntur. Islamnya hanya sebatas formalitas. Yang penting punya agama tapi tidak pernah mendalami apa yang ia yakini. Islmanya hanya islam keturunan bukan berislam karena ilmu. Pantaslah sekarang banyak umat muslim yang mulai mengalami kemunduran dalam hal keagamaan dan mulai mendekatkana diri pada hiruk pikuk dan kemanisan dunia. "Bahwa sesungguhnya islam lahir dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang dalam terasing tersebut. Karena merekalah yang akan merapikan segala sesuatu yang salah".  Kalimat ini ada ketika terjadi ketidak aturan hukum islam yang dslewengkan dengan nama warisan leluhur. Bahkan sampai sekarang pun hal-hal yang seharusnya bukan menjadi ciri khas islam malah menyeruak menjadi pondasi dengan nama adat.  Generasi muda umat islam harus melek dengan kondisi yang sekarang terjadi di sekitar kita. Tidak hanya mengikuti arus yang tak tentu arahnya. Yang mampu merubah ialah mereka yang mempunyai kematangan berfikir, keimanan, dan kataatan terhadap apa yang diimani.

Mungkin aku terlalu sederhana memandang hidup ini. Sehingga banyak orang yang tidak terima. Hidup berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan bukan sebaliknya. Mungkin aku akan berpikir sebaliknya. Tapi jika itu pilihanku, maka aku tidak akan mengenal diriku sendiri.  Aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar.  Kalau aku tahu, aku takkan pernah belajar.

0 komentar:

 
;