Minggu, 24 Februari 2013

SALAH LANGKAH


Terkadang kita salah untuk menafsirkan sebuah kalimat secara faktual hanya dengan akal dan pikiran tanpa melibatkan hati. Mungkin apa yang ditujukan dari apa yang seharusnya disampaikan. Ini pun terjadi pada diri kita yang mulai lalai akan fatamorgana cinta. Semua laksana yang disampaikan hambar tanpa rasa, jika dipikir secara logika.

Kisah yang dijalani masuk dari halaman luar sebuah kebenaran. Itu hanya pembenaran bahwa yang dilakukan itu benar. Pada kenyataan yang dipadukan dengan islam adalah salah total. Membalut kisah dengan sentuhan kalimat-kalimat dari kerudung islam agar terhindar dari penyalahan manusia, tapi lupa bahwa Tuhan itu berbeda dengan makhluknya. Untungnya Tuhan kita maha penyayang dan masih menyayangi kita hingga kita masih dalam batas toleransi. Yang mungkin masih ditoleransi , karena tolak ukurnya adalah perilaku yang kita jalani selama ini.

Apa yang kita lakukan satu senti lebih dekat dengan kemaksiatan. Loh ko bisa. Ya dari cara berfikir saya memeng begitu. Kita seharusnya lebih menyibukan diri dengan hal-hal yang membangun cinta kepada Tuhan buka kepada selainNya. Tuhan maha pencemburu. Ya, boleh jadi Tuhan sudah cemburu dengan  kita, karena kisah kita tidak dibingkai dengan rapi sesuai tuntunan islam. Kita tak pandai untuk melipat sekecil mungkin rasa yang ada di dada sehingga rasa yang tumbuh mensejajarkan dengan cinta kepada Tuhan.

Nyanyian-nyanyian dan wewangian-wewangian yang kita hirup dan rasakan semakin melenakan kita. Raga kita memang tak bertemu. Kita hanya bermain dengan bayang-banyang. Komunikasi yang semakin intens menyibakan sekat diantara kita. Seakan kita enjoy berkomunikasi tanpa batas. Hal-hal yang tidak dibenarkan menjadi benar dengan lisan. Hal yang dahulu tabu menjadi lumrah. Mengikuti arus tradisi yang miskin akhlak islami.

Meretas hati yang mulai membara dengan wangian cinta yang mulai merekah.
Kalimat cinta ini yang membuat kita lalai akan pelukan Tuhan. Ada kalanya kita tahu dan faham kalau kita tersesat. Gumam hati ini berucap "mari cari lentera bersama untuk menerangi takdir kita".

0 komentar:

 
;