Senin, 29 Juli 2013

Hijaukan Ibadah

Ruang ligkup ibadah sangatlah luas. Mulai dari ibadahnya seorang hamba dengan Sang Pencipta, hubungan ibadah antara sesama manusia dan ibadah antara manusia dengan lingkungan. Secara keseluruhan ibadah ini untuk menempatkan manusia sebagai khalifah di muka bumi sebagai mana mestinya.
Tiga sub besar dari ibadah tersebut harus berjalan secara berkesinambungan dengan tujuan akhir mendapatkan keridhoan dari Sang Maha Pencipta. Akan tetapi, pada umumnya manusia masih pincang dalam menjalankan ibadah yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba. Ibadah kepada lingkungan adalah hal yang paling sering ditinggalkan. Dampak dari kelalaian ini sudah sudah kita rasakan dari jauh-jauh hari. Berbagai bencana alam yang melanda tidak ubanya adalah dari campur tangan manusia. Oleh karenanya sebagai manusia sudah semestinya untuk menjalankan ibadah kepada lingkungan.
Gerakan 100 ribu selamatkan sawah rakyat program dari Sinergi Fondation-Dompet Dhuafa Jawa Barat, merupakan salah satu contoh dari ibadah kepada lingkungan. Program ini ditujukan untuk menyelamatkan lahan-lahan sawah produktif dari alif fungsi lahan dan untuk menciptakan lumbung desa sehingga kedaulatan pangan Indonesia dapat terselamatkan.
Lahan sawah yang produktif untuk pertanian terutama di Jawa Barat berangsur-angsur mulai menipis. Jawa Barat yang memiliki tingkat kesuburan tanah cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lain sekarang mulai ramai-ramai ditimbun untuk ditumbuhi beto-beton pemukiman, jalan dan bangunan lainnya. Investasi yang mahal yang dibangun system pengairan/drainase, system pertanian, system peternakan pada masa penjajahan Belanda sampai pemerintahan Soeharto seakan tidak ada artinya. Sebaliknya pemerintah harus kembali berinvestasi yang mahal untuk menyuburkan lahan-lahan miskin unsur hara untuk dijadikan lahan pertanian baru. Dengan gerakan 100 ribu selamatkan sawah rakyat ini, diharapkan dapat mengurangi laju konversi lahan yang tinggi.
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berbanding lurus dengan laju konsumsi kebutuhan pokok. Pada masa Nabi Yusuf kita sudah diajarkan bagaimana mengelola alam untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada masa itu yang akan dilanda musim peceklik selama tujuh tahun. Seharusnya sejarah ini dapat menjadi cermin agar kita mampu menempatkan alam sebagaimana mestinya.
Jika manusia tidak cermat dalam mengelola alam maka akan terjadi kerusakan dimana-mana. Alam akan menjadi tidak seimbang lagi karena ada rantai kehidupan yang terputus. Bencana yang datang silih berganti seharusnya menjadi pukulan telak bagi manusia untuk kembali memperhatikan alam.
Kerusakan yang tampak tidak hanya terjadi di lahan sawah saja tetapi juga di dataran tinggi dan di hutan. Pegunungan yang mulai gundul merupakan ancaman terhadap berbagai bencana yang akan menimpa, mulai dari tanah longsor, banjir, dan kekeringan. Oleh karenanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) melalui anak perusahaannya yaitu BUMN Hijau Lestari (Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari) melakukan penghijauan dilahan milik masyarakat. Konsep yang dijalankan adalah Agroforestri yaitu bertani di hutan dengan konsep 5 F yaitu Food (makanan), Fuel (energy). Food (pakan ternak), Fertilizer (pupuk) dan Farmasi (tanaman obat). Konsep ini cukup terintegrasi mulai dari lemabaga keuangannya, sumber daya alamnya, sumber daya manusianya dan pasarnya.
Dalam Alqur’an surat As-Syuro ayat 128-129 : “Apakah kamu mendirikan pad tiap-tipa bukit bangunan untuk bermain-main. Dan kamu membuat bangunan dengan maksud kalian akan kekal”. Prof. Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa Alqur’an telah mengingatkan agar tidak merusak lingkungan. Ia memisalkan dengan larangan mendirikan bangunan di atas bukit dan gunung karena dapat mengurangi daerah resapan air dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan rusaknya sumber air.
Islam telah mengajarkan untuk mencintai lingkungan. Dalam setiap kehidupan manusia tidak akan terlepas dari peran penting lingkungan. Karenanya menjaga lingkungan menjadi wajib hukumya bagi setiap muslim yang ada. Dalam Hadist Rosululloh bersabda : seandainya kiamat tiba dan pada tangan seseorang daripada kamu ada sebatang anak kurma, maka hendaklah ia tanpa berlengah-lengah lagi menanamnya’ (Hadist Riwayat Ahmad). Maka mulai dari sekarang, mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri kita hijaukan alam, hijaukan alama semesta, tumbuh suburkan ibadah kita kepedaNya.

0 komentar:

 
;