Ruang
ligkup ibadah sangatlah luas. Mulai dari ibadahnya seorang hamba dengan Sang
Pencipta, hubungan ibadah antara sesama manusia dan ibadah antara manusia
dengan lingkungan. Secara keseluruhan ibadah ini untuk menempatkan manusia
sebagai khalifah di muka bumi sebagai mana mestinya.
Tiga
sub besar dari ibadah tersebut harus berjalan secara berkesinambungan dengan
tujuan akhir mendapatkan keridhoan dari Sang Maha Pencipta. Akan tetapi, pada
umumnya manusia masih pincang dalam menjalankan ibadah yang seharusnya
dilakukan oleh seorang hamba. Ibadah kepada lingkungan adalah hal yang paling
sering ditinggalkan. Dampak dari kelalaian ini sudah sudah kita rasakan dari
jauh-jauh hari. Berbagai bencana alam yang melanda tidak ubanya adalah dari
campur tangan manusia. Oleh karenanya sebagai manusia sudah semestinya untuk
menjalankan ibadah kepada lingkungan.
Gerakan
100 ribu selamatkan sawah rakyat program dari Sinergi Fondation-Dompet Dhuafa
Jawa Barat, merupakan salah satu contoh dari ibadah kepada lingkungan. Program ini
ditujukan untuk menyelamatkan lahan-lahan sawah produktif dari alif fungsi
lahan dan untuk menciptakan lumbung desa sehingga kedaulatan pangan Indonesia dapat
terselamatkan.
Lahan
sawah yang produktif untuk pertanian terutama di Jawa Barat berangsur-angsur
mulai menipis. Jawa Barat yang memiliki tingkat kesuburan tanah cukup tinggi
jika dibandingkan dengan wilayah lain sekarang mulai ramai-ramai ditimbun untuk
ditumbuhi beto-beton pemukiman, jalan dan bangunan lainnya. Investasi yang
mahal yang dibangun system pengairan/drainase, system pertanian, system peternakan
pada masa penjajahan Belanda sampai pemerintahan Soeharto seakan tidak ada
artinya. Sebaliknya pemerintah harus kembali berinvestasi yang mahal untuk
menyuburkan lahan-lahan miskin unsur hara untuk dijadikan lahan pertanian baru.
Dengan gerakan 100 ribu selamatkan sawah rakyat ini, diharapkan dapat
mengurangi laju konversi lahan yang tinggi.
Laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berbanding lurus dengan laju konsumsi
kebutuhan pokok. Pada masa Nabi Yusuf kita sudah diajarkan bagaimana mengelola
alam untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada masa itu yang akan dilanda musim
peceklik selama tujuh tahun. Seharusnya sejarah ini dapat menjadi cermin agar
kita mampu menempatkan alam sebagaimana mestinya.
Jika
manusia tidak cermat dalam mengelola alam maka akan terjadi kerusakan dimana-mana.
Alam akan menjadi tidak seimbang lagi karena ada rantai kehidupan yang
terputus. Bencana yang datang silih berganti seharusnya menjadi pukulan telak
bagi manusia untuk kembali memperhatikan alam.
Kerusakan
yang tampak tidak hanya terjadi di lahan sawah saja tetapi juga di dataran
tinggi dan di hutan. Pegunungan yang mulai gundul merupakan ancaman terhadap
berbagai bencana yang akan menimpa, mulai dari tanah longsor, banjir, dan
kekeringan. Oleh karenanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) melalui anak
perusahaannya yaitu BUMN Hijau Lestari (Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau
Lestari) melakukan penghijauan dilahan milik masyarakat. Konsep yang dijalankan
adalah Agroforestri yaitu bertani di hutan dengan konsep 5 F yaitu Food
(makanan), Fuel (energy). Food (pakan ternak), Fertilizer (pupuk) dan Farmasi
(tanaman obat). Konsep ini cukup terintegrasi mulai dari lemabaga keuangannya,
sumber daya alamnya, sumber daya manusianya dan pasarnya.
Dalam
Alqur’an surat As-Syuro ayat 128-129 : “Apakah
kamu mendirikan pad tiap-tipa bukit bangunan untuk bermain-main. Dan kamu
membuat bangunan dengan maksud kalian akan kekal”. Prof. Maman Abdurrahman menyampaikan
bahwa Alqur’an telah mengingatkan agar tidak merusak lingkungan. Ia memisalkan
dengan larangan mendirikan bangunan di atas bukit dan gunung karena dapat mengurangi
daerah resapan air dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan rusaknya sumber
air.
Islam
telah mengajarkan untuk mencintai lingkungan. Dalam setiap kehidupan manusia
tidak akan terlepas dari peran penting lingkungan. Karenanya menjaga lingkungan
menjadi wajib hukumya bagi setiap muslim yang ada. Dalam Hadist Rosululloh
bersabda : seandainya kiamat tiba dan
pada tangan seseorang daripada kamu ada sebatang anak kurma, maka hendaklah ia
tanpa berlengah-lengah lagi menanamnya’ (Hadist Riwayat Ahmad). Maka mulai
dari sekarang, mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri kita hijaukan
alam, hijaukan alama semesta, tumbuh suburkan ibadah kita kepedaNya.
0 komentar:
Posting Komentar